Kisah Abu Ayyub al-Anshari yang Dikubur Di bawah Dinding Konstantinopel (Mengutip dari buku 'Mereka adalah Para Sahabat')

Abu Ayyub al-Anshari

Sahabat Rasulullah yang setia nan berani ini bernama
Khalid bin Zaid bin Kulaib atau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Ayyub al-Anshari. Ia berasal dari suku Bani an-Najjar di Madinah. 

Siapa kaum muslimin yang tidak kenal dengan Abu Ayyub ? 👀

Allah telah memilih rumahnya diantara rumah-rumah kaum muslimin sebagai tempat yang akan ditinggali Nabi Muhammad SAW saat tiba di Madinah sebagai muhajir. Cukuplah hal itu sebagai sebuah kebanggaan. Dipilihnya oleh Rasulullah rumah Abu Ayyub dan mempunyai kisah yang manis untuk dikenang ✨. 

Kedatangan Nabi SAW ke Madinah, diawali dengan singgah di Quba yaitu sebuah desa yang berjarak dua mil dari Madinah selama 14 hari dan Rasulullah membangun masjid pertama yang didirikan atas ketakwaan 🕌. Kemudian Nabi SAW berjalan lagi mengendarai untanya, sehingga beliau disambut oleh hati penduduk dengan suka cita dan kemuliaan terhadapnya, mereka berharap agar Rasulullah berkenan tinggal di rumah mereka 🌆. 

Para pemuka Yastrib juga berdiri menyambut kedatangan Rasulullah dan berharap mendapat kemuliaan dengan beliau menyinggahi tempat tinggal mereka. Namun, Rasulullah tidak ingin memilih secara langsung, melainkan Ia membiarkan untanya berhenti sendiri di depan rumah yang telah Allah tentukan 🐪. 

Hingga akhirnya unta tersebut berhenti disebuah halaman kosong di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Pada saat itu Abu Ayyub diselimuti oleh kebahagiaan 💖, ia membawa masuk peralatan-peralatan yang dibawa oleh Rasulullah. Abu Ayyub menyiapkan serta mengosongkan ruangan di lantai atas karena rumahnya terdiri dari dua lantai. Ia dan istrinya akan tidur dilantai bawah. Namun, ternyata Rasulullah lebih memilih tinggal di lantai bawah supaya mudah bagi beliau menemui orang-orang yang memiliki kepentingan dengannya 🙋.
  • Kehormatan Abu Ayyub terhadap Rasulullah 
Namun, pada saat malam tiba, Abu Ayyub dan istrinya merasa tidak berkenan tidur diatas Rasulullah, bagaimana bisa mereka tidur sedangkan utusan Allah berada di bawah permukaan mereka, akhirnya Abu Ayyub dan istrinya terjaga hingga fajar ⛅. Bahkan pada malam itu mereka tidak sengaja menumpahkan sebuah gentong air dan berceceran di lantai atas. Akan, tetapi mereka dengan segera mengelapnya menggunakan selimut satu-satunya yang Abu Ayyub dan istrinya miliki, mereka khawatir air tersebut akan menetes kepada Rasulullah 💧. 

Abu Ayyub menceritakan semua yang ia dan istrinya alami semalam, maka Rasulullah menyanggupi dan beliau naik ke atas, sedangkan Abu Ayyub dan istrinya turun ke bawah. Hingga kurang lebih tujuh bulan berlalu, bangunan masjid sudah rampung dikerjakan dan Rasulullah beserta istri-istrinya pindah ke kamar-kamar yang dibangun di sekitar masjid 🕌. Namun, Nabi SAW tetap bertetangga dengan Abu Ayyub, bahkan Rasulullah sudah menganggap Abu Ayyub seperti keluarganya sendiri

  • Kemurahan hati Abu Ayyub

Ada suatu kisah yang dibawakan Ibnu Abbas, yaitu ketika Umar dan Abu Bakar sama-sama keluar dari masjid karena kelaparan, begitu juga dengan Rasulullah, beliau keluar dari kediamannya karena rasa lapar. Maka Rasulullah dan kedua sahabatnya pun berjalan menuju rumahnya Abu Ayyub. Lalu, Abu Ayyub menjamu mereka dengan limpahan makanan 🍲. 

Ia menyambut mereka dengan kurma segar 🌴 yang langsung diambil dari pohon kurma miliknya. Tidak hanya itu, Abu Ayyub juga menyediakan susu dan roti 🥛🍞 yang dibuatkan oleh istrinya, Ummu Ayyub, serta ia menyembelih kambing muda miliknya, lalu dimasaknya dan sebagian lagi dibakar 🥩. Rasulullah juga menyuruh Abu Ayyub untuk memberi sepotong daging dan roti untuk anaknya Fatimah r.a.

Besoknya Abu Ayyub mendatangi Rasulullah sesuai undangan dari Rasulullah yang ia terima kemarinnya, karena sudah berbaik hati menjamu beliau. Abu Ayyub menerima hadiah dari Rasulullah, yaitu seorang hamba sahaya kecil. Nabi SAW bersabda kepadanya, "Berbaiklah kepadanya wahai Abu Ayyub, kami tidak melihat darinya kecuali kebaikan selama dia bersama kami." Kemudian, Abu Ayyub dan istrinya memerdekakan hamba sahaya tersebut. Mereka sangat takjub terhadap rezeki yang sangat besar berlimpahan datang kepada mereka ✨.

  • Kesetiaan Abu Ayyub yang tidak pernah meninggalkan perang
Ia tidak pernah meninggalkan peperangan sekalipun, kecuali ia memiliki kesibukan dengan alasan yang syar'i. Perang terakhir yang Abu Ayyub ikuti adalah ketika pasukan Mu'awiyah dengan komando putranya Yazid ingin menaklukan Konstantinopel. Saai itu, usia Abu Ayyub mendekati 80 tahun. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang baginya untuk terus menjadi mujahid di jalan Allah 🐎. Saat di pertengahan perang, tiba-tiba ia jatuh sakit dan Yazid menjenguknya, lalu menanyakan permintaan Abu Ayyub. Dan Abu Ayyub berkata,
"Sampaikan salamku kepada bala tentara kaum muslimin dan katakan kepada mereka, 'Abu Ayyub mewasiatkan kepada kalian masuk ke bumi musuh sejauh mungkin, membawa jasadnya bersama mereka, lalu menguburkannya di bawah telapak kaki kalian di pagar kota Konstantinopel.' ''

Kota Konstantinopel yang menjadi makam Abu Ayyub


Lalu, Abu Ayyub menghembuskan napas terakhirnya. Dan kaum muslimin melaksanakan perintahnya. Mereka membawa jasadnya sambil memerangi pasukan musuh berkali-kali dan sampai ke benteng kota Konstantinopel. Disana mereka menguburkan jasad Abu Ayyub. Semoga Allah merahmati Abu Ayyub al-Anshari, dia menolak wafat kecuali di atas punggung kuda yang kuat sebagai seorang mujahid di jalan Allah dalam usia mendekati delapan puluh tahun.


Source: Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya. 2017. Mereka adalah para sahabat. Solo: At-Tibyan.

Komentar

  1. Bagus bgt isi artikel nya menginspirasi lucu lagih banyak emot ama warna - warna nya 🤩

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah makasih ka Ikawy, jadi makin semangat nih nulisnya 🥰

      Hapus
  2. Cara penulis mengemas cerita nya sangat menarik, suka sekali dengan pembawaan nya😍

    BalasHapus
  3. masyaallah bagus bgt isi ceritanya, nambah wawasan baru jg... kerennn lanjutkann

    BalasHapus

Posting Komentar